Beberapa bulan terakhir, santer
beredar kabar bisnis tokek sedang booming. Konon, harga tokek ukuran
satu kilogram bisa mencapai miliaran rupiah. Lantaran untungnya memang
besar, banyak orang menjajal bisnis ini. Tapi jangan keburu tergiur
dulu, bisnis ini masih serba gelap.
Berhentilah
mempermainkan tokek. Jika selama ini tokek cuma dijadikan bahan
ledekan buat meramal cuaca, kini tokek justru menjadi buruan. Bahkan,
santer beredar rumor, permintaan binatang melata ini sedang
tinggi-tingginya. Meski pasarnya terbatas, bisnisnya tetap booming.
Harga seekor tokek pun konon bisa sampai miliaran rupiah jika bobotnya
mencapai satu kilogram per ekor.
Memang
hampir tak bisa dipercaya. Tapi, simaklah penuturan Sudarmono. Sejak
dua bulan lalu, ia terjun ke bisnis ini. Caranya, dengan menjadi
perantara jual beli tokek. Ia yakin peminat binatang ini menghargai
seekor tokek dengan harga cukup fantastis.
Tak
perlu sampai satu kilo, tokek berbobot tiga sampai empat ons saja laku
dijual dengan harga Rp 100 juta sampai Rp 150 juta. "Hanya tokek
berbobot minimal tiga ons dihargai mahal, sedangkan yang bobotnya
kurang sedikit saja harganya anjlok," kata Sudarmono.
Dalam
kurun waktu yang belum lama menjajal bisnis ini, Sudarmono mengaku
sudah berhasil memerantarai jual beli tokek seharga Rp 30 juta. Upah
sebagai mediator 25 persen dari nilai transaksi.
Sudarmono
mengaku menyesal hanya menjual dengan harga sebesar itu. Pasalnya, ia
masih belum terlalu banyak tahu soal pasar tokek. "Mestinya dulu saya
bisa jual antara Rp 100 juta sampai Rp 150 juta. Waktu itu saya memang
belum pengalaman," katanya menyesal.
Menurut
Sudarmono, tokek banyak diburu karena faktor hobi atau sebagai obat
asma dan penyakit kulit. "Saya dengar, tokek banyak dipesan oleh orang
Jepang dan Taiwan sebagai media penelitian obat AIDS," kata bapak dua
anak ini.
Mahdi,
pemain lain di bisnis ini, mengakui, bisnis tokek sedang booming
beberapa bulan terakhir. Sejak terjun ke bisnis ini awal tahun, ia
sudah dua kali menjual tokek berberat sekitar tiga ons. la melego
masing-masing Rp 5 juta per ekor. Pembelinya dari Jakarta. la
mendapatkan tokek dari Karawang, Jawa Barat.
Mahdi
mengaku mengambil untung besar dari bisnis ini. Saat membeli dari
penjual di Karawang, ia tak mematok harga. "la minta Rp 300.000, ya
saya kasih," aku pria yang berdomisili Bekasi ini terkekeh.
Tapi,
bagi Anda yang akan mencoba peruntungan di bisnis ini, harap
hati-hati. Mahdi, misalnya, tak yakin harga tokek sampai miliaran
rupiah seperti di internet. Aslinya cuma puluhan juta rupiah. "Kalau
tokek setengah kg paling mahal Rp 20 juta," katanya.
Mahdi
sebetulnya tak terlalu percaya bahwa permintaan tokek sangat tinggi.
la yakin hal itu cuma gorengan sejumlah pihak. la melihat bisnis tokek
marak belum ada setahun ini. la yakin bisnis ini tak akan bertahan
lama. "Tak akan bertahan sampai tahun depan," tandasnya.
Kata
Mahdi, bisnis tokek masih serba gelap. Tak jelas pasarnya, juga tak
terang standar harganya. "Meski begitu, saya tertantang terjun ke
bisnis ini," katanya. Kadang, yang menantang memang berisiko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar